Pengunjung Lapak

Rabu, 14 Desember 2011

Nenek (The BEST PART of My Life)


Seorang ibu adalah pelita kehidupan. Ibu mengandung, melahirkan, menyayangi, mendidik, dan mengasihi. Saat kita kecil, ketika menangis yang diucapkan berkali-kali adalah “ibu, ibu, ibu”.
Seorang anak adalah cerminan seorang ibu. Apabila seorang anak memiliki perilaku bejat, maka patut dipertanyakan bagaimana sang ibu mendidiknya. Begitu pula apabila seorang anak memiliki moral yang baik, maka sang ibulah yang berperan besar dalam pendidikan karakternya.
Lantas bagaimana dengan nenek kita? Apakah karena beliau merupakan tanggung jawab orang tua, lantas kita bersikap tidak acuh?
Ketika nenek datang ke rumah, kita hanya menyalaminya dengan seadanya. Tanpa bertanya bagaimana kabarnya. Nenek sudah makan atau belum? Tadi di perjalanan gimana, Nek?
Atau, jangankan bertanya, ketika nenek kita mengajak ngobrol, kita langsung tersenyum kecut seraya pergi menghindar. Apabila beliau minta bantuan, kita berpura-pura tidak mendengar. Namun ketika beliau dengan senang hati ingin memberikan uang jajan, kita berdiri paling depan. Naudzubillah.
Ingat kawan, beliau adalah ibu dari orangtua kita. Tanpa didikan dari beliau, tidak mungkin kita hidup dengan nyaman dan tanpa kekurangan. Jasa beliau bahkan tidak bisa dibandingkan dengan orangtua kita, beliau membesarkan orangtua, sehingga orangtua kita pun bisa membesarkan kita sampai sekarang.
Janganlah kita kesal ketika beliau membanding-bandingkan kita dengan cucunya yang lain. Atau jangan pula kita sebal ketika ternyata beliau lupa mengingat nama kita dikarenakan banyaknya jumlah cucunya dan daya ingat beliau yang mulai menurun.
Apabila nenek sudah tua renta, beliau terkadang bertingkah layaknya anak kecil. Mudah merajuk, gampang tersinggung, dan menceritakan cerita yang sudah berulang-ulang beliau ceritakan. Terkadang pula kita harus berbicara agak keras karena kemampuan pendengarannya sudah mulai melemah.  Namun, semua itu adalah ladang amal dan pahala. Seberapa mampu kita membuatnya tetap nyaman ketika bersama kita. Apakah kita bisa melayaninya tanpa membuatnya tersinggung. Meski yang bantuan kita tidak akan sebanding dengan semua hal yang dilakukan nenek dalam membesarkan orangtua kita.
Dengan merawat nenek, anggap saja kita berlatih mempersiapkan diri untuk merawat orangtua nanti. Sehingga tidak ada lagi shock moment yang membuat kita stres dan acuh terhadap orangtua kita ketika mereka tua nanti. Namun ingatlah, sebesar apa pun sesuatu yang kita berikan kepada orangtua, tidak ada satu pun yang sebanding dengan perjuangan orangtua dalam membesarkan dan menyayangi kita. Oleh karena itu, berikanlah yang mampu kita berikan selama beliau masih dapat menerimanya. Ketika beliau tidak dapat lagi menerimanya, yang dapat kita lakukan adalah mendoakannya agar beliau diterima di sisi-Nya.

Terdapat beberapa hadist yang mewajibkan berbakti kepada orangtua



“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah (pula).” (Al-Ahqaf: 15)

سَأَلْتُ النَّبِيَّ n: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ 
Aku bertanya kepada Nabi, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Berbakti kepada orangtua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)



*This article is dedicated to my lovely grandma

Oleh: Amalia Larasati Oetomo
11 Desember 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Share this article ^^