Pengunjung Lapak

Jumat, 08 April 2011

Keluarga saat di Jogja

oleh: Amalia Larasati Oetomo

Senin, 04 April 2011

Menulis


Menulis adalah cerminan jiwa, goresan frase, kotak sampah bagi ide, pungutan paradigma, lembaran asumsi, teman baik para pemikir. Namun terkadang menusuk dari belakang, menyerang batin hingga nelangsa, nampak oportunis, rentenir bagi ide yang dihisap habis sampai kopong.

Menulis menumbuhkan semangat hidup, semangat berburu ilmu, semangat mencari ide baru, semangat menelurkan karya, semangat berkorban, semangat menjunjung tinggi asas kepenulisan. 

Menulis membutuhkan asupan gizi agar tidak kering lalu mati. Maka dibutuhkan vitamin-vitamin terbaik seperti vitamin ilmu, vitamin pengalaman, vitamin kepribadian, vitamin persahabatan, vitamin cinta. Berbagai asupan vitamin dikumpulkan, lalu dicerna sebelum dan sesudah menuangkan ide ke dalam baskom berisikan larutan kepercayaandiri.

Menulis menyejukkan amarah yang meradang, pelampiasan ego, pelopor hak asasi tertinggal, pemupuk bibit kesuksesan, guru bagi sang pembelajar, murid bagi yang dituakan, layaknya komite yang bebas menentukan aturan suatu instansi.

Menulis meninggalkan dampak psikologis bagi pembacanya, mengubah prinsip menahun, membuatnya terpaku terpana hingga terjatuh dari fatamorgana imajinasi klasik yang rumit. Mengira-ngira kebenaran yang selama ini didepak, meraba-raba kemutlakan yang selama ini ditolak. 

Menulis merubah haluan, merubah kenyataan, merubah tujuan, merubah keniscayaan.

*Jadilah penulis yang senantiasa menulis apa yang akan ditulis melalui serangkaian khayalan tentang menulis demi menciptakan korelasi perubahan dengan tulisan.

Ciputat
4 april 2011
Amalia Larasati Oetomo

Share this article ^^