Pengunjung Lapak

Minggu, 11 Agustus 2013

Kapan Lulus?




Hooamm. Baru terbangun. Ini seperti hibernasi panjang. Tahun-tahun sebelumnya aku pasti tidak akan bisa tidur kalau sehari saja belum menulis, baik menulis cerpen, artikel, curhatan, bahkan unek-unek yang sering terlintas di otak. Rasanya menulis itu sudah menjadi kulit di atas daging dalam tubuh ini. Melekat kuat.


Berbeda dengan setahun terakhir ini, dilema skripsi membuat hati tak tenang, serba bimbang, didera rasa tidak nyaman. Apalagi tekanan dari banyak sudut membuat diri menjadi antipati. Kegiatan pun monoton hanya itu-itu saja. Mengerjakan skripsi, bimbingan, jadi ibu rumah tangga kedua (karena sudah tidak ngekos lagi), tahfidz, talim, mengajar, dan kegiatan kerohanian yang lain. Kumpul dengan teman dan para sahabat pun hanya sekali-kali. Tanpa ada kegiatan perkuliahan dan organisasi. Rasanya bosaaann.

Orangtua sudah mewanti-wanti agar segala organisasi yang aku ikuti mesti di-stop. Harus fokus skripsi, kata mereka. Jangan kayak bapak, kuliah di Arsitektur UGM dalam kurun waktu sepuluh tahun, haha. Sama sepertiku, hambatan bapak untuk lulus cepat karena keasyikan menulis. Berbagai lomba karya ilmiah pernah dijuarainya. Mungkin bedanya, aku belum pernah menjuarai satu pun lomba karya ilmiah, hahaha. Tapi paling tidak, maksimal aku menghabiskan waktu kuliah 5,5 tahun lah. Berbeda dengan ibu, kuliah pada jurusan Psikologi Univ Taman Siswa Yogyakarta, tidak membuat ibu menunda kuliahnya. Mungkin karena saat itu semua biaya beliau tanggung sendiri, dari mulai tempat tinggal, makan, dan biaya kuliah, sehingga berat untuk mengulur waktu kelulusan.

Menyandang predikat mahasiswa lama lulus memang menjadi beban, khususnya bila ada pertemuan keluarga, atau sekedar main ke rumah saudara. “Laras udah lulus?”. Sehingga pertanyaan “Kapan menikah” rupanya belum populer di kalangan lingkungan dekat, kalah dengan “Kapan lulus?”. Pertanyaan kapan lulus sebenarnya sudah merekat kuat pada keluarga kami. Seperti sepupuku yang kuliah di Kehutanan UGM pun sempat ditodong dengan pertanyaan “Kapan lulus?”, namun akhirnya ia pun bisa menghilangkan pertanyaan itu dengan lulus dalam waktu 5 tahun, bahkan pertanyaan "kapan menikah" pun sudah tidak tertuju lagi padanya.

Ada lagi salah seorang sepupu yang juga kuliah dalam kurun waktu yang lama sekali. Lima tahun kuliah teori, dua tahun Koas. Totalnya tujuh tahun kuliah. Sekitar kurang dari satu tahun lagi, maka dia akan terbebas dari siksaan pertanyaan “kapan lulus”. Sehingga aku dan sepupuku yang satu ini saling menguatkan, bahwa kami sama-sama belum lulus dan berusaha untuk segera lulus dengan nilai terbaik. Lain lagi dengan sepupuku yang saat ini berkuliah di Madinah. Jarak yang sedemikian jauh membuat ia terhindar dari pertanyaan-pertanyaan siksaan itu. Sehingga ia bisa dengan tenang dan khidmat belajar dan berilmu sembari me-muroja'ah hapalannya.

Nampaknya tidak hanya di kalangan keluarga, beberapa teman pun ikut melancarkan siksaan-siksaan itu, Lucu saat berkumpul dengan sahabat serambi sastra. Di sana juga ada beberapa teman disabilitas. Meski mereka memiliki keterbatasan pengihatan, namun aku malah merasa lebih memiliki keterbatasan dibandingkan dengan mereka. 

Saat masih rajin-rajinnya datang tiap bedah karya, aku selalu tertarik pada artikel. Karena tiap bedah cerpen, pasti cerpenku yang paling buruk, hehe. Sena, salah satu sahabat disabilitas, bertanya pada semua di antara kami mengenai kegiatan apa saja yang sedang digeluti. Sena memang yang paling supel dan ceriwis, namun menyenangkan. Ada yang masih menjadi penyiar radio, ada juga yang baru masuk kuliah tahun ini (tuh kan, aku merasa tua), bahkan ada juga yang bekerja di bagian pembuatan skenario Trans TV. Ketika pertanyaan mengarah padaku, ngg, bingung mau menjawab apa. Lantas kujawab saja, “Penulis Skripsi”, jawabku sambil terkekeh geli. “Wah hebat kak Amel”, gurau Sena meledekku. “Penulis artikel merambah jadi penulis skripsi, nyambung kok, Kak.” *gubrakk.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku suka postingan ini, terlebih ternyata yang menulis juga sama sepertiku, mahasiswa tingkat akhir. Ayo semangat ya! Kita selesaikan pertanyaan 'kapan lulus' ini :D

Amalia Larasati Oetomo mengatakan...

Yess, mari saling menyemangati:)
tahun ini bisa!

Aboed. mengatakan...

Emm.. Sebenernya, gw mau bilang ini udah lama..
Emm.. Gimana ngomongnya ya..
Emm..
Kapan lulus mel?
Hahahaa.. *Kacak pinggang* :P

Amalia Larasati Oetomo mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Amalia Larasati Oetomo mengatakan...

Gue udah lulus dong abuuudd

Posting Komentar

Share this article ^^