Pengunjung Lapak

Selasa, 05 Juni 2012

Hadiah dari Berpikir Positif


Sujud syukur! Berkali-kali saya bersujud akan kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada saya.
                                                                         ***
Bermula dari sepulang dari kelas tahsin di sebuah lembaga tahfidz di daerah Ciputat, saya mendapatkan pesan singkat dari seorang sahabat. 

“Assalamu’alaikum. Amel, liat pesan di fb, ya.”

Singkat, hanya itu. Seketika saya agak khawatir takut ada apa-apa. Atau jangan-jangan saya sudah menyinggung seseorang sehingga teman saya ini mengirim pesan di facebok. Tuing tuing. Waduh, kok jadi deg-degan. Mau dicek di ponsel mana nggak ada pulsa, hiks. Oke. Turun dari angkutan umum, segera kaki ini menuju counter pulsa.

Uang lima ribu dengan sedih saya layangkan ke abang-abang pulsa, jari-jari rupanya sudah stand by layar ponsel. Saya baca pesan dari sahabat saya tersebut di facebook. Ternyata pesan berisi pemberitahuan bahwa saya masuk ke dalam nominasi mahasiswa berprestasi bersama lima belas mahasiswa lainnya dari empat kampus yang ada di Jabodetabek. Wow, masak?

Senang bercampur heran. Sembari mengernyitkan dahi, saya pun membalasnya dengan sedikit jantung berdegup.

 “Masak iya? Emangnya dilihatnya dari mananya, Ukh?” jari saya rupanya mengetik dengan sangat cepat. 

Sedikit pesimis karena kalau dilihat dari mana-mana sepertinya jauh dari prestasi, hehe.

“Pokoknya ada yang ngerekomendasiin kamu. Gimana, Mel? Mau?” jawabnya.

Tanpa sadar ternyata saya sudah di dalam sebuah kopaja menuju Istora Senayan. Saat itu saya bersama teman-teman MPS (Mahasiwa Peduli Somalia) sedang diberikan amanah untuk menjaga sebuah stand lembaga kemanusiaan di Islamic Book Fair.

Lalu tanpa berpikir panjang, saya mengiyakan tawaran tersebut. Tiba-tiba teringat daftar target pencapaian yang sempat saya tulis sekitar beberapa bulan yang lalu, yaitu menjadi mahasiswa berprestasi. Yee. Meskipun saat itu saya kira impian tersebut sangat mengada-ada, tapi ya namanya bermimpi ya harus tinggi, hehe.

Akhirnya dengan mantap saya tulis ukuran besar di dinding kamar, “April: Masuk tiga besar Mahasiswa Berprestasi.”

Hehe, agak mustahil memang. Apalagi sebenarnya saya sedikit malu ketika menempelkan target tersebut.
Target saya bersanding dengan target Susan Lestari, sahabat satu kamar saya, yang jauh lebih banyak dan spektakuler. Mau tau target Susan apa saja? Beli bb, beli laptop, pake behel, beli ipad, beli mobil, beli rumah, umrah dan haji bersama mama, dll. 

Dan mau tahu dari target tersebut apa saja yang sudah dicoret? BB, laptop, behel, ipad, dan mobil. Dan semua itu diperoleh asli dari jerih payahnya sendiri. Saya sebagai teman satu kamarnya saja sedikit tidak percaya saat dia mengabarkan akan membeli mobil. I don’t believe her until she shows me the car.

Kereeen.

Di usia 20 tahun Susan udah bisa beli mobil dengan uang sendiri! Itu kan amazing bangettt.

Saya pun melihat pencapaian-pencapaian yang telah saya coret, yaitu menerbitkan buku, terbitnya artikel di Koran nasional, dan punya bimbel dengan omset jutaan perbulan. Alhamdulillah semua sudah tercapai! Oke, saya harus percaya diri dan yakin bahwa saya bisa menang. Wong masuk lima belas besar saja bisa, insyaAllah pasti bisa masuk tiga besar. Pasti bisaaa.

Hari yang ditunggu pun tiba, yaitu pengumuman pemenang mahasiswa berprestasi yang diadakan di kampus. Rupanya saya agak terlambat, acaranya sudah dimulai. Acara diawali dengan training motivasi. Ketika masuk, ternyata ada beberapa nominator yang membawa orangtuanya. Bahkan ada juga yang membawa keluarga lengkap. Sedikit menyesal juga saat itu. Saya memang sempat menawarkan orangtua untuk ikut, namun mereka berdua sibuk bekerja seharian. Meskipun begitu, saya tidak henti memberitahukan berita baik ini kepada mereka.

Akhirnya momen yang ditunggu pun tiba. Pemenang pertama diraih oleh teman saya sesama mahasiswa UIN. Yang kedua adalah seorang mahasiswi yang berasal dari UI. Ketiga pemenang ketiga disebut oleh MC, ketika itu saya sedang sms-an dengan teman sehingga tidak terlalu memperhatikan pengumuman.

“Amalia Larasati Oetomo”

Tiba-tiba adik kelas saya yang juga menjadi salah satu nominator mencolek-colek badan saya.

“Kakak, itu Kak, kakak dipanggil. Cie Kak Amel.”

"Hah?" saya melongo. 

Dengan ekspresi muka datar, saya beranjak dari tempat duduk menuju panggung. Menerima penghargaan dan kembali lagi ke tempat duduk semula.

Padahal saya sedikit tidak menduga karena itu loh, nominatornya pemuda-pemuda hebat semua. Dari enterpreneur, trainer, organisator, penerima beasiswa ke luar negeri. Namun pikiran positif tersebut mengalahkan hal-hal yang mustahil. Toh saya sudah menuliskan besar-besar  di dinding kamar. Sehingga setiap teman yang masuk ke kamar, mereka membaca dan ikut mengamini



 Yee, ini dia plakat penghargaannya. ^^

"Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.(Q.S. 10:66)"

Ingat teman-teman, bahwa Allah sangat mencintai prasangka baik dan sikap optimis, seperti hadist berikut,
"Sesungguhnya Allah mencintai sikap positif dan membenci sikap putus asa." (Hadist)

Jadi, ayo dong teman-teman, berpikir positif itu ya lebih positif dari berpikir negatif, (ya iyalah) hehe. 
Lagi serius ni. 
Tahu tidak, kalau otak kita mengandung 85% air. Loh, apa hubungannya berpikir positif dengan air? Ada dong. Berdasarkan buku karangan Dr. Masaru Emoto yang berjudul "The True Power of Water" Singkat aja ya, buku tersebut memaparkan bahwa dengan berpikir positif, maka seluruh air yang berada dalam tubuh kita akan membentuk kristal indah yang akan memberikan dorongan energi positif yang kuat. Namun bayangkan apabila kita berpikir negatif, berapa banyak energi negatif yang muncul hilir mudik di tubuh kita
Nah, selain berpikir positif, sebaiknya kita juga berikhtiar demi pencapaian target tersebut. Seperti meningkatkan kualitas diri dan menjadi pembelajar sejati. Namun menurut saya yang terpenting adalah tuliskan target-target mimpi yang akan kita capai. Teman-teman ingat seorang mahasiswa IPB, Danang sang pembuat jejak, betapa dia begitu yakin dengan seratus pertama mimpi-mimpinya. Dan seperti yang diharapkan, sebagian besar mimpinya tercapai. Karena dengan menulis target di sebuah kertas, maka pikiran-pikiran positif akan timbul sehingga mau tidak mau otak akan bersinkronisasi dengan tubuh untuk berusaha mewujudkan pencapaian yang telah ditulis tersebut.
So teman-teman, berpikir positif yuk.

0 komentar:

Posting Komentar

Share this article ^^