Saat ikhwan sedang sholat jumat di waktu dzuhur, kami para akhwat biasanya mengikuti keputrian yang diadakan tiap jumat siang. Namun, entah apa yang menggoda keimanan kami, diriku dan teman-teman sangat malas untuk mengikuti keputrian, akhirnya kami pun memutuskan untuk beristirahat di tempat kos salah satu temanku. Kami berjalan menyusuri halaman kampus yang sudah penuh dengan baliho-baliho para calon pemimpin kampus. Berbagai pose diri serta slogan terpampang jelas demi mencari simpatisan. Namun lagi-lagi, aku seorang mahasiswi yang sudah pernah kecewa dengan sistem perpolitikan yang ada, sangat sulit untuk menata kepercayaanku lagi akan sistem kerja mereka.
Kembali pada topik utama, setiba dikosan, kami langsung merebahkan diri di lantai yang dingin karena sempat tersiksa oleh sengatan panas matahari yang semakin menjadi. Tau kan kondisi jakarta saat ini, etdah puanaass beud. Jadilah kosan yang awalnya harum mewangi menjadi berubah terbalik akibat bidadari cantik letih, hhe...
Setelah makan siang dan shalat dzuhur, kami berpencar, ada yang menyalakan tv, tidur, baca buku, ada pula yang membuka laptop, karena bingung mau melakukan hal apa (gara-gara bolos keputrian si). Akhirnya setelah sekian lama, salah satu temanku bertanya sesuatu yang menurutku sepele, namun kusadari bahwa tidak satu pun dari kami yang dapat menjawabnya. Akhirnya dengan berbekal ketidaktahuan yang mendalam, kami dengan semangat mencetuskan pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa dan kami pula yang mencoba untuk menjawabnya.
Terjadi perdebatan sengit di antara kami tanpa tahu bahwa jawaban siapakah yang mendekati kebenaran. Suasana kosan yang tadinya hening menjadi riuh ricuh. Duh lieur tea....Ternyata di balik kecerewetan kami, hanya terdapat satu teman kami yang memisahkan diri, dia sepertinya agak terganggu dengan kebawelan kami (padahal dia salah satu pemilik kosan tempat kami menumpang, hhe).
Dulu aku pernah bertanya-tanya, mengapa wanita lebih banyak bicara bila dibandingkan oleh pria, mungkin istilah kasarnya "kenapa sih cewek lebih cerewet dari cowok?". Setelah sekian lama mencari dan tidak menemukan jawaban yang pasti, akhirnya aku pun mencerna sendiri. Kucari sumber-sumber informasi mengenai kemampuan berbicara pada batita, terlihat bahwa anak perempuan lebih cepat belajar berbicara dibandingkan anak laki-laki.
Lalu aku berpikir mungkinkah perbedaan kemampuan berbicara tersebut dipengaruhi faktor keaktifan dan tindakan. Anak perempuan cenderung pasif, tidak terlalu banyak bergerak, sehingga lebih mengasah kemampuan berbicaranya, sedangkan anak laki-laki cenderung agresif, banyak bergerak dan cenderung kreatif, sehingga kemampuan berbicaranya cenderung pasif. Tidak ada faktor hormonal dan fisiologis yang mempengaruhi hal tersebut.
Namun setelah sekian lama akhirnya ditemukanlah suatu pencerahan baru, layaknya hipotesis yang telah dinanti, dosen PPD (Perkembangan Peserta didik) menjelaskan bahwa faktor perkembangan bahasa oleh seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor fisiologis. Dijabarkan bahwa wanita menggunakan otak kanan dan kirinya untuk berbicara, sedangkan pria hanya menggunakan otak kirinya dalam berbicara. Pada bayi laki-laki, otak kanan lebih dahulu berkembang bila dibandingkan otak kiri, hal tersebut yang menyebabkan lambatnya kemampuan bahasa pada anak laki-laki, namun dalam hal perilaku cenderung aktif dan kreatif.
Terdapat suatu penelitian yang menjelaskan bahwa wanita berbicara sekitar 16.000-21.000 kata per hari, sedangkan pria hanya mengeluarkan 5.000-9000 kata per hari. Subhanallah.... Oleh karena itu sangat wajar bila wanita lebih banyak berbicara dibandingkan bertindak. (itu juga mengapa wanita gemar menggosip, hhe)
Terjadi perdebatan sengit di antara kami tanpa tahu bahwa jawaban siapakah yang mendekati kebenaran. Suasana kosan yang tadinya hening menjadi riuh ricuh. Duh lieur tea....Ternyata di balik kecerewetan kami, hanya terdapat satu teman kami yang memisahkan diri, dia sepertinya agak terganggu dengan kebawelan kami (padahal dia salah satu pemilik kosan tempat kami menumpang, hhe).
Dulu aku pernah bertanya-tanya, mengapa wanita lebih banyak bicara bila dibandingkan oleh pria, mungkin istilah kasarnya "kenapa sih cewek lebih cerewet dari cowok?". Setelah sekian lama mencari dan tidak menemukan jawaban yang pasti, akhirnya aku pun mencerna sendiri. Kucari sumber-sumber informasi mengenai kemampuan berbicara pada batita, terlihat bahwa anak perempuan lebih cepat belajar berbicara dibandingkan anak laki-laki.
Lalu aku berpikir mungkinkah perbedaan kemampuan berbicara tersebut dipengaruhi faktor keaktifan dan tindakan. Anak perempuan cenderung pasif, tidak terlalu banyak bergerak, sehingga lebih mengasah kemampuan berbicaranya, sedangkan anak laki-laki cenderung agresif, banyak bergerak dan cenderung kreatif, sehingga kemampuan berbicaranya cenderung pasif. Tidak ada faktor hormonal dan fisiologis yang mempengaruhi hal tersebut.
Namun setelah sekian lama akhirnya ditemukanlah suatu pencerahan baru, layaknya hipotesis yang telah dinanti, dosen PPD (Perkembangan Peserta didik) menjelaskan bahwa faktor perkembangan bahasa oleh seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor fisiologis. Dijabarkan bahwa wanita menggunakan otak kanan dan kirinya untuk berbicara, sedangkan pria hanya menggunakan otak kirinya dalam berbicara. Pada bayi laki-laki, otak kanan lebih dahulu berkembang bila dibandingkan otak kiri, hal tersebut yang menyebabkan lambatnya kemampuan bahasa pada anak laki-laki, namun dalam hal perilaku cenderung aktif dan kreatif.
Terdapat suatu penelitian yang menjelaskan bahwa wanita berbicara sekitar 16.000-21.000 kata per hari, sedangkan pria hanya mengeluarkan 5.000-9000 kata per hari. Subhanallah.... Oleh karena itu sangat wajar bila wanita lebih banyak berbicara dibandingkan bertindak. (itu juga mengapa wanita gemar menggosip, hhe)
Kembali pada semangat kami untuk menelurkan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini bergerumul di pikiran kami. Otak kanan dan kiri kami berlomba dalam menyusun kata-kata yang akan dikeluarkan. Berbagai pertanyaan ilmiah dan sangat tidak ilmiah bergerumul di neocortex kami, layaknya lahar yang telah penuh ingin segera berhambur tidak sabar:
1. Kenapa langit itu biru (uda dijawab)
2. Satelit buatan manusia itu diletakkan di antara atmosfer bumi atau di luar (masih mengambang)
3. Benarkah Neil Amstrong telah mendarat di bulan (masih mengambang)
4. Black Hole itu benar-benar ada atau rekayasa (uda dijawab)
5. Apa penyebab penyakit Alzheimer (masih belum komplit)
6. Kapan diantara kami yang duluan nikah (cape deh)
7. Mengapa rasa gugup sering melanda saat ingin bertanya pada suatu seminar (uda dijawab)
8. Pake lensa kontak enak ngga si (uda dijawab)
9. Bener ngga si kalo ayam yang kemarin dimakan masi ada bulunya (hueek)
10. Ujan ya, jemuran uda di angkat belum (walah-walah, uda melenceng)
11. Otak tidak bisa mengembang, hanya bisa bertambah berat, kenapa (uda dijawab tapi belum puas)
12. Kira-kira otak kita seperberaparibunya einstein ya (ngarep)
13. Rumus relativitas itu relatif, berarti mengindikasikan adanya pengembangan alam semesta (belum puas)
14. Kenapa cowok suka selingkuh (eeee)
14. Mesin waktu itu dapat diciptakan atau ngga, karena isi dari black hole itu sendiri dikatakan dapat menembus ruang dan waktu (bingung lagi)
15. Apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan murid yang nakal (uda dijawab)
16. Siapakah yang harus disalahkan pada kasus kenakalan anak, orang tua atau anak itu sendiri (uda dijawab)
17. Kira-kira kapan matahari akan mengalami penuaan (ngga da yang bisa jawab)
19. Benarkah bahwa setiap kita tidur beberapa sel otak akan mati, lalu bagaimana dengan manfaat tidur bagi perkembangan otak (hmm, harus browsing lagi ni)
20. Siapa yang menemukan tusuk gigi (krik krik)
Beberapa pertanyaan tersebut sebagian berhasil kami jawab, meskipun jawaban tersebut mungkin sedikit tidak meyakinkan karena kami merupakan narasumber amatir. Namun untuk sebagian lain sebagian masih mengambang. Hal tersebut memacu kami untuk mencari lebih banyak lagi. Manusia diberikan hak prerogatif yang sama oleh Allah SWT, yaitu 24 jam sehari, namun yang membedakan manusia tersebut adalah tingkat produktifitasnya. Duuh, kami masih sangat jauh di bawah tingkat produktifitas aktif. Tidak hanya asal berbicara tanpa berisi, karena kami sadar, kami adalah kaum wanita yang lebih gemar berbicara daripada berpikir lebih jauh. Oleh karena itu para ukhti , kita bisa lebih berprestasi dari kaum ikhwan. Jangan pernah menjadi mahasiswa yang biasa, namun jadilah mahasiswa yang dapat memberikan sumbangsih demi kelancaran ilmu pengetahuan dan pendidikan. Setuju ukhti??
oleh: Akhwat pemikir yang biasa
8. Pake lensa kontak enak ngga si (uda dijawab)
9. Bener ngga si kalo ayam yang kemarin dimakan masi ada bulunya (hueek)
10. Ujan ya, jemuran uda di angkat belum (walah-walah, uda melenceng)
11. Otak tidak bisa mengembang, hanya bisa bertambah berat, kenapa (uda dijawab tapi belum puas)
12. Kira-kira otak kita seperberaparibunya einstein ya (ngarep)
13. Rumus relativitas itu relatif, berarti mengindikasikan adanya pengembangan alam semesta (belum puas)
14. Kenapa cowok suka selingkuh (eeee)
14. Mesin waktu itu dapat diciptakan atau ngga, karena isi dari black hole itu sendiri dikatakan dapat menembus ruang dan waktu (bingung lagi)
15. Apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan murid yang nakal (uda dijawab)
16. Siapakah yang harus disalahkan pada kasus kenakalan anak, orang tua atau anak itu sendiri (uda dijawab)
17. Kira-kira kapan matahari akan mengalami penuaan (ngga da yang bisa jawab)
19. Benarkah bahwa setiap kita tidur beberapa sel otak akan mati, lalu bagaimana dengan manfaat tidur bagi perkembangan otak (hmm, harus browsing lagi ni)
20. Siapa yang menemukan tusuk gigi (krik krik)
Beberapa pertanyaan tersebut sebagian berhasil kami jawab, meskipun jawaban tersebut mungkin sedikit tidak meyakinkan karena kami merupakan narasumber amatir. Namun untuk sebagian lain sebagian masih mengambang. Hal tersebut memacu kami untuk mencari lebih banyak lagi. Manusia diberikan hak prerogatif yang sama oleh Allah SWT, yaitu 24 jam sehari, namun yang membedakan manusia tersebut adalah tingkat produktifitasnya. Duuh, kami masih sangat jauh di bawah tingkat produktifitas aktif. Tidak hanya asal berbicara tanpa berisi, karena kami sadar, kami adalah kaum wanita yang lebih gemar berbicara daripada berpikir lebih jauh. Oleh karena itu para ukhti , kita bisa lebih berprestasi dari kaum ikhwan. Jangan pernah menjadi mahasiswa yang biasa, namun jadilah mahasiswa yang dapat memberikan sumbangsih demi kelancaran ilmu pengetahuan dan pendidikan. Setuju ukhti??
oleh: Akhwat pemikir yang biasa
1 komentar:
assalamu'alaikum,,
kuliah dimana ya ukh? UNJ? angkatan brp? hhe
Posting Komentar