Oleh: Amel
18 Januari 2011
Bumi adalah salah satu planet dari delapan planet yang ada di tata surya kita. Kedelapan planet ini berevolusi mengelilingi satu-satunya pusat tata surya, yaitu matahari. Matahari adalah salah satu bintang dari sekitar 250 miliar bintang yang ada di galaksi Bima Sakti. Bima Sakti bukan satu-satunya galaksi di alam semesta, masih ada sekitar 300 miliar galaksi lain yang berevolusi mengelilingi sebuah titik yang bernama hole.
Analoginya seperti ini, misalnya suatu daerah memiliki kecamatan, lalu beberapa kecamatan membentuk kabupaten, beberapa kabupaten ini membentuk kota, beberapa kota membentuk suatu provinsi, lalu gabungan dari beberapa provinsi membentuk sebuah negara. Gabungan beberapa negara membentuk benua, lalu benua-benua tersebut bersatu menjadi suatu kesatuan utuh bernama bumi.
Analogi kedua, misalnya bumi sebesar kelereng, maka matahari ukurannya dua kali bola sepak. Kelereng tersebut diletakkan sejauh 280 m dari bola sepak, itulah jarak bumi dan matahari. Dan benda-benda lain (seperti bintang diletakkan berkilo-kilometer jauhnya).
Dosen saya pernah beranekdot, sangking banyaknya galaksi di alam semesta, maka tidak akan terlalu berpengaruh dong apabila salah satu planet hilang. Karena satu planet yang hilang tidak akan mengganggu kesinambungan pergerakan alam semesta. Oleh karena itu, tidak akan berefek bila bumi tiba-tiba hilang. Pernyataan tersebut membuat saya merinding. Alangkah kecilnya manusia di alam semesta ini. Bahkan disebutkan bahwa diameter galaksi bima sakti adalah 25 milyar tahun cahaya. Tahun cahaya disebut juga light year (ly). ly = 9,46053 x 1015. Subhanallah Maha Agung Allah SWT. Diameter galaksi saja besarnya 25 milyar x 9,46053 x 1015 m. Padahal galaksi Bima Sakti hanya satu dari kurang lebih 300 miliar galaksi.
Pembentukkan alam semesta
Banyak teori yang menjelaskan mengenai terbentuknya alam semesta, seperti teori dentuman, teori big bang, teori creatio continua, dan teori ekspansi. Namun teori yang paling diamini oleh mayoritas ilmuwan pada saat ini adalah teori big bang.
Teori big bang pertama kali dikemukakan oleh George Lemarie. George menjabarkan bahwa alam semesta berasal dari suatu primeval atom dengan kerapatan yang sangat besar, dan volume yang sangat kecil, bahkan mendekati nol. Dengan kerapatan yang sangat besar tersebut terjadi reaksi inti yang menyebabkan ledakan yang sangat besar, lalu membentuk galaksi dari partikel-partikel yang tersebar dari primeval atom tersebut.
Berdasarkan teori tersebut, alam semesta tidak statis, melainkan mengembang yang dipengaruhi gaya kosmis, yaitu gaya yang disebabkan dentuman primeval atom. Bahkan para ilmuwan menemukan berkas bekas ledakan yang menyerupai bunga mawar serta suara ledakan. Tentu saja berkas tersebut jaraknya bertriliun-triliun tahun cahaya. Oleh karena itu jagad raya tidak dapat diukur sampai mana batasan-batasannya.
Gambar ini berhasil diambil oleh Hubble Space Telescope NASA, firman Allah dalam Al-Quran : "Maka apabila langit terbelah dan menjadi MAWAR MERAH seperti (kilapan) minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Surah Ar Rahman 37 - 38).
Note:
Tafsir dari ayat-ayat diatas tidak langsung bisa dihubungkan dengan
foto, tetapi dari foto tersebut diharapkan semakin mengingatkan kita
akan ke ke Agungan-dan ke Besaran Allah.
Berdasarkan penjabaran tadi, volume pada primeval atom mendekati nol memiliki massa yang besar. Dapat dikatakan bahwa alam semesta berasal dari ketiadaan dengan kekuatan yang sangat besar. Suatu yang berkekuatan besar telah menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Hal tersebut telah melahirkan paradigma baru para ilmuwan barat mengenai konsep ketuhanan.
Mereka melepas paradigma mereka tentang tidak adanya campur tangan tuhan dalam pembentukkan jagad raya. Bahkan kebanyakan mereka berlandaskan pada pemikiran Aristoteles yang anti ketuhanan. Ilmuwan-ilmuwan yang menerapkan konsep Aristoteles tersebut adalah Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Ketiga ilmuwan tersebut mengemukakan mengenai teori creatio continua, yaitu jagad raya tidak bermula dan tidak berakhir. Ada begitu saja.
Namun, dibandingkan dengan ilmuwan pada jaman kegelapan tersebut, ilmuwan pada abad ini lebih bersifat voluntif. Cenderung mengakui kebenaran apabila kebenaran tersebut sudah diuji dan terbukti valid. Bahkan berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa ilmuwan fisika yang dikabarkan masuk islam setelah mendalami ilmu fisika lebih jauh.
0 komentar:
Posting Komentar