Pengunjung Lapak

Kamis, 02 Desember 2010

Resensi Novel Kepundan



Novel Favoritku ^^

Peresensi: Amel

Judul Buku: Kepundan; Sebuah Metamorfosis
Penulis: Syafiril Erman
Tebal: vi + 316 halaman
Cetakan: Pertama, Maret 2006
Format: 13 cm x 20,5 cm
ISBN: 979-3062-73-8
Harga: Rp. 39.000,-
Lini: Bentang
Genangan Idelogi Oposisi
Jka lava atau magma sebuah gunung berapi adalah hati, maka kepundan adalah jiwa yang menampung segala macam bentuk gejolak dalam hati manusia.
Kepundan bagai candu yang membuat pembacanya terpancang sampai halaman akhir. Diawali dengan pencarian jati diri si anak muda dalam memahami hidup. Dengan berbekal ilmu filsafat dan paradigma idealis, si anak muda mengkritik pola modulasi yang dibebankan pada siswa. Sikap apatis membiusnya dalam pemberontakan terhadap sistem pendidikan universal. Pola modulasi yang bobrok dipaksa mencekik jiwa, seakan menciptakan jarak antara siswa dengan realitas, mengaliensi siswa dari dunia riil, menjadikan mereka terkucilkan secara nilai dalam interaksi sosial. Dia melawan kemapanan serta melancarkan protes terhadap sistem nilai moral dan etika yang ada di sana.
Lambat laun si anak muda bermetamorfosis menjadi lelaki muda. Lelaki muda tetap sebagai prototipe manusia yang senantiasa melakukan pemberontakan terhadap sistem yang menurutnya korup dan munafik. Lelaki muda berkata, “Langit boleh runtuh, kebenaran harus tetap tegak!”. Kesebatangkaraannya menjadikannya makhluk individualis, kesendiriannya di muka bumi tidak menggoyahkan semangat patriotik dalam menegakkan sesuatu yang dianggap benar.
Selain si lelaki muda, ada perempuan dokter yang mengabdikan dirinya pada pemukiman transmigran. Perempuan muda itu hidup pada tantangan menghidupkan kembali gairah kemanusiaan yang acap kali dilupakan. Sampai pada suatu peristiwa yang tidak akan terlupakan bagi si perempuan dokter. Peristiwa yang mengharuskan si perempuan dokter bermetamorfosis menjadi perempuan bekas dokter.

Setiap tokoh digambarkan sebagai penjilat, pribadi naif, munafik, namun hati nurani kadang muncul. Semua bermetamorfosis menuju klimaks kehidupan.
Karya Firil cukup menciptakan daya khayal pembacanya. Dengan narasi yang unik dan menggelitik, Firil mampu mengepakkan sayap imajinasinya menuju sikap apatis terhadap penguasa. Kenyataan-kenyataan yang kental dengan nuansa pemberontakkan pada suatu yang abstrak, sarat dengan realita hidup yang menggantungkan harga diri demi suatu yang (lagi) abstrak.

0 komentar:

Posting Komentar

Share this article ^^